MENTAWAI, Pionir--Kapolsek Sipora Iptu Donny Putra, SH MH menyadari betul bahwa hujan yang turun merupakan anugerah dan rahmat dari Allah. Hujan yang turun juga dapat menguntungkan manusia karena persediaan air bisa tercukupi dan tanaman pun tumbuh subur.
Namun kata Donny Putra, masyarakat juga perlu waspada dengan bencana yang berpotensi terjadi saat musim hujan.
“Curah hujan yang tinggi dan berlangsung terus menerus memungkinkan terjadinya banjir di daerah dataran rendah.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat lima ratus lebih kasus banjir terjadi di Indonesia karena curah hujan yang tinggi dan berlangsung terus menerus,” kata Donny.
Selain itu kata Donny menambahkan, banjir bandang juga bisa terjadi bila curah hujan tinggi dan berlangsung terus menerus.
Untuk itulah kata Donny Putra menambahkan, pasca hujan yang turun berturut-turut beberapa hari belakangan, ia bersama piket SPK regu B melaksanakan patroli di wilayah hukum (wilkum) Polsek Sipora mulai dari Km.0 Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara sampai ke Dusun Sagitsi, Desa Nemnemleleu, Kecamatan Sipora Selatan sejauh kira-kira 70 Km pada Kamis pagi 23 Juli 2020, guna memantau situasi apakah ada musibah atau bencana yang timbul akibat hujan yang turun selama 2 hari tadak henti-hentinya.
“Dari hasil patroli itu kita menemukan ada pohon tumbang yang menutup badan jalan Tuapejat-Sioban, tepatnya di perbatasan antara Desa Saureinu dengan Desa Sioban dekat Tikungan Ekindo.
Kita bersama warga bergotong royong memotong pohon yang menutupi jalan itu sehingga arus lalu lintas lancar kembali,” kata Donny pada Pionir.
Dikatakan Donny, saat itu ia juga mendapat bahwa di Dusun Satgisi, Desa Nemnemleleu terjadi banjir pada Kamis dini hari sekira jam 01.00 WIB hingga setinggi pinggang orang dewasa.
“Pasca musibah itu kita lalu melakukan aksi bhakti sosial dengan tema "Polsek Sipora Peduli Korban Banjir" dengan memberikan bantuan beras untuk warga yang rumahnya terkena banjir, dimana ada 6 rumah warga yang terminitor terkena banjir tersebut. Namun saat kami datang pada Kamis siang air sudah mulai surut hanya tinggal setinggi lutut saja,” ungkap Donny.
Dikatakannya, saat dalam perjalanan di Dusun Sagitsi, Desa Nemnemleleu ditemukan jalan yang gorong-gorongnya ambruk. “Saat itu air deras mengalir di atas badan jalan yang ambruk tersebut, kita lalu membantu warga yang melintas degan sepeda motor di atas gorong yang ambruk tersebut,” beber Donny. (Firman Sikumbang)
0 Comments