KAPOLSEK KOTA PAYAKUMBUH LARUT DALAM DUKA YANG DALAM
PAYAKUMBUH, Pionir--Bak mumbang alit ditangkai mayang basah kuyup direnyai hari, begitu kira-kira kesan batin Kapolsek Kota Payakumbuh AKP Julianson saat mendatangi anak balita yang mengalami penyakit hidrosefalus di Kelurahan Tanjung Pauh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Rabu 17 Juli 2020.
Kendati Julianson adalah seorang periwira polisi yang sudah harus pintar menyembunyikan kesedehihannya, namun manakala melihat Muhammad Arfan (4 tahun) terbaring lemah dengan kepala yang membesar, luluh juga hatinya. Tanpa sadar matanyanya pun mulai memerah menahan dorongan air mata yang hendak mengalir.
Kedatangan Julianson dengan beberapa orang personel Polsek Kota Payakumbuh ke rumah anak pasangan suami istri, Ifkar (36) dan Weni (27) tahun itu untuk menunjukan kepedulian terhadap warga di wilayah hukumnya dengan membagikan bantuan.
“Kita memberikan santunan ini untuk meringakan beban dan memberikan semangat kepada keluarganya. Di tengah keterbatasan ada, mudah-mudahan kedua orang tuanya tetap tabah dalam merawat dan memberikan pengobatan kepada anaknya, serta semoga diberikan kesembuhan,” kata AKP Julianson.
Dikatakannya, ini juga merupakan tuntutan tugas Polri dalam membantu meringankan beban masyarakat. Tidak hanya menjaga keamanan wilayah, namun sebagai wujud Polri hadir di tengah masyarakat.
Di rumah sang balita malang itu, rasa haru semakin mengepung persaan Julianson manakala mendapat kabar bahwa balita malang itu sejak lahir ditinggal pergi tanpa kabar oleh kedua orang tuanya, dan kini dirawat dengan penuh cinta yang bersumber dari lubuk hati yang paling tawar oleh sang nenek, Yus Epino.
Kini, di tengah keterbalasan ekonomi yang membelenggu sang nenek, kesehatan Muhammad Arfan pun tidak terjaga dengan baik. Beberapakali kesehatannya menurun akibat penyakit hidrosefalus yang dideritanya. Akibat dari kepala balita tanpa dosa ini terus membesar, kondisi kesehatan tubuhnya yang lain juga ikut terganggu, ia pun sering mengalami gejala demam tinggi.
Kepada rombongan dari Polsek Kota Payakumbuh ini, sang nenek pun tak sungkan mengakui bahwa dengan pekerjaan sehari-hari hanya sebagai pedagang kecil-kecilan ia merasa kesulitan untuk membiayai pengobatan untuk cucunya itu.
Namun kata dia mengakui, dengan segala keterbatasan ekonomi, upaya pengobatan sudah dilakukan, namun dokter menyarankan sekali dalam 3 bulan wajib melakukan kontroling ke dokter spesialis di Rumah Sakit M Djamil di Padang.
Kondisi ini membuat sang nenek bagaikan pohon yang kehilangan satu dahannya yang kuat. Pohonya menderita, namun tidak mati. Kini ia tengah mengarahkan seluruh dayanya untuk tetap bertahan dengan dahan-dahan yang lemah. Meski begitu, ia tetap berharap akan tumbuh dahan-dahan yang baru, untuk mengisi dan menambah kekuatan pada pohonya. (Firman Sikumbang)
0 Comments