MENTAWAI, Pionir—Sampai hari ini Polsek Sipora masih rutin melaksanakan sosialisasikan pendisiplinan protokol kesehatan Covid-19 menuju new normal di gereja-gereja yang sedang melaksanakan ibadah. Ini dikatakan Kapolsek Sipora Iptu Donny Putra, SH, MH kepada Pionir usai melaksanakan pengontrolan serta mengawasi jalannya protokoler kesehatan di masa new normal dalam pelaksanaan ibadah di Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) Jemaat Mandiri Paddarai Sioban, Minggu 5 Juli 2020.
Pada saat baru tiba di halaman gereja bagi jemaah yang tidak memakai masker langsung disarankan memakai masker. Setelah itu langsung diarahkan mencuci tangan di tempat yang telah di sediakan, posisi antrian tetap jaga jarak sesuai tanda yang telah dibuat di lokasi tempat mencuci tangan tersebut.
“Bagi jemaah yang telah memakai masker dan sudah melakukan cuci tangan pakai sabun, lalu personil Polsek mengukur suhu tubuh setiap jemaah dengan menggunakan alat pengukur suhu tubuh,” kata Donny Putra.
Dikatakan Donny, setelah diukur suhu tubuh jemaah lalu bagi jemaah yang suhu tubuhnya normal atau di bawah 38 derajat dipersilahkan masuk untuk melaksanakan ibadah. Sesampainya di dalam lalu jemaah diarahkan untuk duduk di kursi sesuai posisi yang diperbolehkan dan tidak boleh duduk di posisi yang telah ditandai.
Saat itu Donny bersama rombongan juga menyarankan pihak gereja yang jemaahnya banyak agar melakukan ibadah dengan membagi shif, sehingga tetap terjaga posisi jarak antar jemaah (psycal distancing).
“Tujuannya untuk membiasakan dan mendisiplinkan masyarakat terutama jemaat gereja yang akan melaksanakan ibadah, agar ke depannya warga terbiasa dengan aturan protokoler kesehatan,” terang Donny.
Pada kesempatan itu, selain menyampaikan ucapan terimakasih kepada pengurus gereja yang telah memperhatikan protokoler kesehatan saat pelaksanaan ibadah di masa new normal, Kapolsek Sipora Iptu Donny Putra juga berpesan pada para orang tua untuk menjaga anak-anaknya, agar terhindar dari kekerasan baik fisik, psykis maupun kekerasan seksual.
Dimana baru-baru ini di wilayah Sipora sudah ada beberapa kasus kekerasan yang terjadi terhadap anak dan bahkan mengakibatkan korban anak meninggal dunia karena depresi terhadap apa yang dialaminya sehingga mengakhiri hidupnya sendiri. (Firman Sikumbang)
0 Comments