Raena, Potret Buram Kemiskinan di Nagari Gunung Padang Alai
PARIAMAN KOTA, Pionir— Pengentasan problematika kemiskinan di Indonesia belum selesai. Masih banyak masyarakat di pelosok hidup jauh dari kesejahteraan dan kebahagiaan.
Walaupun pemerintah saat ini lagi gencarnya mengurangi angka kemiskinan di Indonesia yang sudah mencapai 26,42 juta orang (BPS, 2020), tetapi usaha itu tak kunjung membuahkan hasil.
Seperti kisah hidup Raena (80) seorang nenek yang hidup dalam jeratan kemiskinan. Perempuan renta yang sudah tidak sanggup lagi bergerak dikarenakan fisik sudah melemah.
Saat ditemui oleh Bhabinkamtibmas Nagari Gunuang Padang Alai dari Polsek Kampung Dalam bersama dengan jajaran petugas Dinas Sosial Padang Pariaman dan Camat V Koto Timur pada Jum'at, (24/07/2020) di Jorong Kampung Tanjung, terlihat kondisi perempuan paruh baya itu menyisakan air mata.
Sesekali perempuan paruh baya itu melihat ke atas di kediamannya yang sudah tidak layak di huni. Begitulah kondisi Raena yang hidup jauh termarjinalkan dari hiruk pikuk keramaian pusat kota dan masyarakat sekitar.
Dengan kondisi yang tidak berdaya itu, Raena sehari-hari dibantu oleh anak adiknya Mucin bersama istrinya, baik dalam hal makan, mandi maupun rutinitas lainnya.
Disampaikan Mucin bahwa Raena sudah ditelantarkan lebih dari 5 tahun oleh anaknya.
Tinggal sendirian dengan ukuran rumah 3x5 meter ini dilalui oleh Raena dalam menghabiskan hari-hari tuanya.
"Dia sudah ditelantarkan oleh anaknya kurang lebih 5 tahun dan saya membantunya dalam hal makan dan kegiatan lainnya," ujar Mucin. Karena rasa iba sesama anggota keluarga, Mucin bersedia untuk menemani Raena dengan rasa ikhlas.
Sementara itu, kunjungan Bhabinkamtibmas Nagari Gunung Padang Alai bertujuan untuk mengetahui lebih dalam situasi dan kondisi warga yang berada di nagari binaannya dan juga di wilayah hukum Polsek Kampung Dalam.
Dalam kesempatan tersebut, Brigadir Aljayosi mengatakan akan siap bekerja sama dengan Dinsos dan perangkat sipil yang berada di Jorong Kampung Dalam membantu secepatnya Raena dan keluarganya.
"Kami sudah rencakan bersama dengan Dinas Sosial dan unsur perangkat sipil lainnya di Nagari Gunung Padang Alai turut serta meringankan beban nenek Raena," ungkapnya.
Ditambahkannya, bahwa persoalan kemiskinan ini harus menjadi salah satu perhatian utama pemerintah kabupaten. Hal ini demikian penting karena, kemiskinan menurutnya membuat hidup sebagian warga berada dalam kungkungan kesengsaraan dan menderita.
"Prioritas kami tentu kepada lansia dan memang memiliki kondisi yang tidak memungkikan," pungkas Brigadir Aljayosi.
Potret buram kehidupan Raena (80) itu turut membuktikan bahwa masalah kemiskinan serta kesehatan di Kabupaten Padang Pariaman masih ada.
Padahal Kabupaten Padang Pariaman telah mengesahkan APBD sebesar Rp 1,4 triliun. Tetapi sayangnya, dengan angka sebesar itu, hingga kini Raena belum menerima keuntungan apapun. (RR)
0 Comments