SEMUA ELEMEN DI BUKITTINGGI BERSIAP HADAPI LA NINA
Dikatakan, La Nina merupakan fenomena iklim. Umum terjadi pada masa La Nina adalah curah hujan tinggi dan musim dingin yang melebihi minus 0,5 derajat celcius. Artinya, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami intensitas hujan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut beberapa dampak La Nina pun akan terjadi, seperti banjir, angin kencang, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Melihat dampak tersebut yang bakal terjadi di tengah situasi pandemi Covid-19, BPBD Kota Bukittingi melakukan sinergi dengan TNI - Polri dan pihak lainnya dalam hal penanggulangan bencana.
Mulai dari upaya pencegahan dan kesiap siagaan di masa pra bencana, penanganan bencana di saat masa darurat maupun rehabilitasi dan rekonstruksi di masa pasca bencana.
Untuk itu pada Rabu 11 November 2020, Polres Bukittinggi melaksanakan apel kesiapsiagaan bencana alam, di halaman Balai Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).
Selain itu juga tampak dalam kegiatan apel kesiapsiagaan bencana alam ini Kadis PU Kota Bukittinggi Rahmat Afrisyaf Elsa, Kadis Kesehatan Yandra Peri, Kepala Damkar Martias Bayu, Wakapolres Bukittinggi Kompol Indra Sandy Purnama Sakti, SIK, para Kabag Polres Bukittinggi, para Kasat sejajaran Polres Bukittinggi, para Kapolsek sejajaran Polres Bukittinggi, Ton Kodim 0304 Agam, Ton Sat Lantas Polres Bukittinggi, Ton Sat Sabhara dan gabungan Polsek, Ton Sat Pol PP Kota Bukittinggi, Ton Dishub, Ton BPBD, Ton Damkar, Ton Dinas Kesehatan dan Ton PMI Kota Bukittinggi.
Dalam amanatnya PJS Walikota Bukittinggi Zaenuddin mengatakan, Kota Bukittinggi memiliki potensi ancaman bencana alam seperti gempa, gunung merapi, longsor, kebakaran dan bencana non alam seperti mewabahnya virus Covid - 19.
"Pada saat ini potensi ancaman bencana yang sedang dihadapi adalah pandemi virus Covid - 19, maka dari itu mari kita terapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus tersebut," ungkap Zaenuddin.
Dikatakannya, yang menjadi akar masalah lokal yang harus menjadi prioritas dalam upaya penanggulangan bencana di masa pandemi di Kota Bukittinggi adalah kota tujuan perdagangan dan pariwisata, secara geografis Kota Bukittinggi terletak pada jalur patahan Sumatera.
Kemudian kata Zaenuddin menambahkan, pada masa pandemi ini didapati tingginya penyimpangan informasi kesehatan di media sosial. Selanjutnya masih terdapatnya pemukiman padat kurang tertata yang dikhawatirkan menjadi tempat penyebaran Covid-19, karena akses dan sarana kebersihan yang kurang memadai.
Ia pun meminta agar meningkatkan sarana, prasarana, kelembagaan dan personil serta membangun gerakan kesadaran masyarakat, saling berkoordinasi dan berkolaborasi terkait kebijakan - kebijakan dalam rangka penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Sementara itu Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara mengatajan, apel ini dilaksanakan untuk melihat dan menguji kesiapsiagaan personel dan semua stakeholder dalam penanganan bencana alam serta untuk mengecek efektifitas dukungan sarana dan prasarana dalam penanganan bencana alam banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan gempa bumi serta karhutla. (Firman Sikumbang)
0 Comments