Melalui Sentuhan Rohani Para Tahanan Polres Pariaman Agar Dapat Mengintropeksi Diri
"Kita berharap melalui sentuhan rohani ini dapat menjadikan mereka menjadi manusia yang lebih baik. Juga sebagai ajang intropeksi diri bagi mereka sehingga tidak melakukan perbuatan serupa di kemudian hari,” Ujar Kasat Tahti Polres Pariaman Iptu Lukman. SH pada Pionir.
Kita berharap setelah mereka selesai menjalani hukuman, para tahanan dapat merubah sikap dan perilakunya dari yang tidak baik menjadi baik. Agar kedepannya, mereka lebih berguna untuk masyarakat dan bisa diterima kembali di tengah-tengah masyarakat dengan baik, ucapnya
Terkait kegiatan tausyiah atau Binrohtal ini, Iptu Lukman menjelaskan, ia sudah melaksanakan nya sejak tahun-tahun sebelumnya, bahkan sudah menjadi kegiatan rutin setiap bulannya, ujarnya
Untuk kegiatan binrohtal kali ini, kita sengaja mendatangkan Kalapas Pariaman Effendi. AMd,I.P,S.H, MH untuk memberikan sentuhan rohani kepada mereka.
Pada kesempatan itu, Effendi memberikan tausyiah dengan tema "Cara beribadah menurut Sunnah Rasulullah." Dalam tausyiah tersebut ia menyampaikan bahwa, Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai bentuk rahmat dan rasa kasih sayang, karunia, dan nikmat kepada makhluknya di seluruh alam semesta (rahmatan lil alamin).
Rahmatan lil alamin ini kata Effendi menunjukkan bahwa kehadiran Rasulullah di tengah kehidupan masyarakat mewujudkan rasa kedamaian dan ketentraman bagi alam semesta dan manusia tanpa membedakan agama, suku, dan ras.
Dikatakanya, Rasulullah menjadi rahmat bagi semesta, termasuk di dalamnya adalah hewan, tumbuhan, dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan apa yang terkandung dalam Al Quran, Surat Al Anbiya ayat 107, yaitu :
ÙˆَÙ…َآ Ø£َرْسَÙ„ْÙ†َٰÙƒَ Ø¥ِÙ„َّا رَØْÙ…َØ©ً Ù„ِّÙ„ْعاٰÙ„َÙ…ِينَ
Artinya: “Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam, katanya
Lanjut ia mengtakan, Istimewanya kehadiran Muhammad SAW adalah sebuah kesemestaan yang mengatasi waktu dan tempat, karena bukan saja membawa ajaran, tapi lebih jauh adalah rahmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT.
Effendi menjelaskan terdapat empat sifat ketauladanan yang dimiliki Nabi Muhammad SAW yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Siddik (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabliq (menyiarkan), dan Fathanah (cerdas). Sifat ini menjadi dasar kepribadian yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW yang menjadikannya figur utama dengan segala nilai kebaikan dan egaliter dalam bersosialisasi.
"Kalau seandainya sifat dan ketauladanan yang dimiliki Nabi Muhammad SAW ini sudah kita teladani, maka kita akan jauh dari mara bahaya dan terhindar dari permasalahan hukum. Untuk itu kita berharap kepada para tahanan agar mengintropeksi diri dan kembali kejalan kebaikan," tuturnya ( Firman Sikumbang)
0 Comments