Polsek Sungai Rumbai, Redam Carut Marut Masyarakat Pasca Kenaikan Harga BBM

iklan adsense

Polsek Sungai Rumbai, Redam Carut Marut Masyarakat Pasca Kenaikan Harga BBM

Sungai Rumbai, Pionir--Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada 3 September 2022 yang lalu berdampak langsung pada harga kebutuhan pokok. Bahkan penyesuaian harga BBM tersebut tidak diimbangi dengan penyesuaian tingkat pendapatan masyarakat. Imbasnya, carut marut pun terjadi di tengah masyarakat badarai. Bahkan menjadi bahan candaan yang menggambarkan gagalnya pemerintah mengayomi masyarakat.

Untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi itu agar tidak terjadi diwilayah hukumnya, Kapolsek Sungai Rumbai, Polres Dharmasraya AKP Suyanto.SH mengintruksikan kepada seluruh personilnya untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat.

Menindak lanjuti intruksi Kapolsek tersebut, Bhabinkantibmas Nagari Sungai Rumbai Bripka Riri Januardi langsung menyambangi tokoh masyarakat, tokoh agama dan  pemuda di daerah binaanya, Kamis 15 September 2022.

Riri mengatakan, pada kesempatan itu, ia menyampaikan imbauan kamtibmas kepada warga binaannya, terkait penyesuaian harga BBM, sekaligus mengajak tokoh masyarakat secara bersama sama menjaga kondusifitas kamtibmas yang aman dan nyaman. Riri memahami betul tanpa peranan mereka kondusifitas kamtibmas akan sulit untuk diwujudkan. 

"Kita mengajak tokoh masyarakat, agama dan pemuda secara bersama-sama menjaga kondusifitas kamtibmas pasca di naikanya harga BBM subsidi oleh pemerintah," tuturnya

Terkait kenaikan harga BBM ia berharap kepada masyarakat agar dapat mendukung program pemerintah tersebut biar berjalan dengan lancar,” ujarnya.

Menurutnya, membengkaknya subsidi BBM dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah melonjaknya harga minyak dunia, serta meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap BBM dari tahun ke tahun, ujar dia.

Riri menuturkan, kenaikan harga BBM tersebut selalu menjadi isu penting yang dikait kaitkan dengan APBN. Hal tersebut, kata Riri, tidak terlepas dari subsidi yang diberikan pemerintah dalam kebutuhan bahan bakar minyak.

“Porsi BBM begitu besar berdampak pada nilai tukar rupiah yang bergantung pada kebijakan fiskal karena terjadinya defisit akibat terlalu besarnya subsidi yang dikeluarkan pemerintah untuk bahan bakar minyak,” ujarnya.

Saat ini pemerintah telah mengalokasikan belanja yang tadinya untuk subsidi BBM akan dialihkan untuk memberikan bansos kepada masyarakat, "mudah-mudahan dengan program bansos ini bisa menekan angka kemiskinan,” tukasnya (Firman Sikumbang)





iklan adsense

Post a Comment

0 Comments