Kapolsek Lembah Melintang Berbagi Empati pada Keluarga Egi
Batin dan raga wanita yang terlihat lebih tua dari usianya ini seolah lunglai mana kala Allah Al Mutakabbir (Yang Maha Memiliki Kebesaran) mentakdirkan pujaan hatinya itu pergi saat ia hamil 7 bulan, pergi bukan semata saja namun untuk selamanya.
Kendati harus menghadapi realita hidup seorang diri, namun Nelvida Santi tetap tegar dan menyerahkan hidupnya pada Allah Al Mu'min (Yang Maha Memberi Keamanan).
Ternyata derita Nelvida Santi belum berhenti sampai di situ. Saat ia melahirkan sang buah hati yang diberi nama Egi Pratama pada 1 Mei 2005, ternyata ujian kembali harus dihadapi oleh warga Jorong Koto Dalam, Nagari Sungai Aua, Kecamatan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat.
Ternyata Allah Al Mushawwir (Yang Maha Membentuk Rupa Makhluk-Nya) kembali memberi ujian, sang buah hati yang saat ini telah berusia 18 tahun itu lahir tidak normal.
Meski Nelvida Santi sempat frustasi dan berniat akan mengakhiri hidupnya, namun ia segera sadar bahwa Allah Al Baari' (Yang Maha Melepaskan, Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan) tak akan memberi cobaan di luar kesanggupannya.
Waktu terus berjalan menggenapkan hitungannya, sementara Nelvida Santi tetap dengan sabar menjalankan takdirnya sambil mencari nafkah sebagai buruh cucian dan menggosok pakaian, sambil merawat sang buah hati dengan penuh cinta.
Meski bertahan hidup dengan dengan bekerja sebagai buruh cucian dengan penghasilan yang pas-pasan, Nelvida Santi tak pernah mengeluh. Dengan penuh tanggung jawab ia berupaya menyediakan bubur merah untuk makan anaknya sebanyak empat bungkus tiap hari.
Ternyata rangkaian doa-doa yang tak pernah henti dipanjatkan Nelvida Santi dijabah Allah Al Wahhaab (Yang Maha Pemberi Karunia). Tepat pada hari Rabu siang 14 Juni 2023, WS. Kapolsek Lembah Melintang, Polres Pasaman Barat, Polda Sumatera Barat (Sumbar) AKP Junaidi SH bersama personel Aiptu Danil PA dan Aipda Rahmat Suandi, SH datang untuk berbagi empati.
Sembari berbagi tali asih, saat itu AKP Junaidi minta agar hati Nelvida Santi rida menerima ketentuan dan takdir yang Allah berikan kepada dirinya
“Ketika hati kita rida, ketika hati kita ikhlas menerima semua ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala, maka di saat itulah Allah akan berikan kepada kita berbagai macam kenikmatan yang tidak bisa digantikan dengan apapun juga. Kenikmatan itu berupa dada yang lapang, kenikmatan itu berupa kesabaran menghadapi ujian dan cobaan, kenikmatan itu berupa kita menjadi hamba-hamba yang tegar, yang kuat menghadapi berbagai macam ujian,” pesan AKP Junaidi pada Nelvida Santi. (Firman Sikumbang)
0 Comments